Dete Bicara | 13-May-2023
BUMIALUMNI.COM – Dalam menghadapai perlemahan perekonomian, UMKM hendaknya tetap harus mempunyai semangat dan rasa optimis serta bangga berwira usaha. Orang-orang bijak sering mengatakan bahwa sedikit atau banyak, rezeki harus disyukuri. UMKM adalah salah satu bidang usaha yang membuat kita bisa mandiri dalam finansial, dan memiliki ruang kebebasan berkreasi atas produknya sendiri. Apalagi dengan ber-UMKM kita bisa berkontribusi terhadap ekonomi nasional maka dengan adanya UMKM Negara memberikan banyak stimulus kebijakan guna mendorong peningkatan kontribusi UMKM terhadap PDB menjadi 30 persen. Berikut ini ada beberapa hal dari rubrik #DeteBicara yang perlu diperhatikan dalam ber-UMKM:
1.
Rasa bangga ber-UMKM
Menjadi pelaku UMKM adalah pilihan, bukan keterpaksaan.
Kita ubah mindset yang biasa ada di
masyarakat bahwa orang ber-UMKM karena belum mendapat pekerjaan, korban PHK,
atau pensiunan; mindset yang betul
akan menjadikan pelaku UMKM lebih percaya diri akan pilihan hidupnya.
2.
Personal branding
Bangga ber-UMKM dibuktikan dengan adanya upaya dari pelaku UMKM untuk menciptakan personal branding untuk dirinya, personal branding yang baik akan mengangkat image dari produk yang dihasilkannya. Bagaimana akan bangga kepada produk yang dihasilkan apabila dirinya sendiri tidak percaya diri sebagai pelaku UMKM.
3.
Membangun brand awareness dan brand calling
Jangan bosan untuk selalu mempromosikan produknya di
media online yang tersedia. Belum ada
yang beli? Terus gedor ingatan masyarakat akan produk yang kita hasilkan sampai
masuk ke alam bawah sadarnya untuk mengingat nama produk kita saat dibutuhkan.
Contohnya: haus, ingat Aqua, mau ngemil, ingat Lupba.
4.
Digitalisasi
Transformasi digital merupakan sesuatu yang tidak bisa dielakkan,
sebisa mungkin kita pakai media masa yang tersedia untuk beriklan, pelajari
tekniknya karena masing-masing aplikasi mempunyai keunikan dan penggemar
tersendiri baik dari segi usia, status sosial maupun gender, pergunakan pula
alat pembayaran digital supaya memudahkan bertransaksi.
5.
Pemisahan pembukuan
Kisah klasik dari pelaku UMKM adalah belum mandirinya
secara finansial karena masih bercampurnya urusan dapur dengan kegiatan usaha,
hal ini sangat tidak dianjurkan karena akan mengakibatkan tergerusnya modal
produksi untuk kehidupan sehari-hari dan tentunya akan menghentikan proses
produksi itu sendiri. Mulailah memisahkan keuangan untuk rumah tangga dengan
modal usaha, buatlah catatan pembukuan sederhana untuk memudahkan mengontrol
pemasukan dan pengeluaran yang nantinya akan menunjang konsistensi dalam
berproduksi.
6.
Konsistensi
Konsistensi adalah kata kunci untuk tercapainya kemandirian secara ekonomi. Konsisten melakukan personal branding, konsisten mempromosikan produk sehingga tercipta brand awareness , konsisten berproduksi akan menjadi fondasi yang kuat bagi para pelaku UMKM untuk mencapai kemandirian berusaha dan meningkatkan produktivitasnya.
Demikian saran sederhana
yang dapat dilakukan pelaku UMKM agar terus bertahan di masa disrupsi ini,
tetaplah bangga ber-UMKM; UMKM kuat, UMKM naik kelas.
Penulis: Dr. Dewi Tenty | Editor: Barr.
Follow media sosial kami untuk mendapatkan produk terbaik, informasi, pengalaman menarik dan inspiratif.
Kami adalah e-commerce hybrid, sebuah rumah untuk memasarkan produk UMKM Indonesia kualitas terbaik. Nikmati produk kuliner, fashion, kriya, minuman herbal, dan jasa. Juga rubrik Inspiring Life, Jurnal & Peraturan, Berita.