Koperasi dan UMKM | 05-Jan-2024

Seminar Bisnis Membangun Pasar Ekspor UMKM

BUMIALUMNI.COM — Peluang untuk memperluas pasar ekspor bagi UMKM Indonesia kini telah terbuka lebar. Dengan strategi dan pengamatan yang tepat, ekspor ke luar negeri bisa dilakukan, tentu dengan melibatkan komitmen dan kesanggupan pemenuhan ketersediaan barang dalam jumlah tertentu. Termasuk, secara teknis, strateginya adalah dengan menerapkan standar, persyaratan regulasi teknis, serta prosedur penilaian kesesuaian di negara tujuan. Berdasarkan data PEB Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Tahun 2020, negara tujuan ekspor UKM Indonesia terbesar meliputi Amerika Serikat, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Jepang, Malaysia dan India. Adapun kelompok produk ekspor UKM terbesar yakni kayu dan produk kayu (658,8 juta USD), tekstil dan produk tekstil (633,4 juta USD), furnitur (496,8 juta USD), produk kimia (353,06 juta USD), serta ikan dan ikan olahan (338,76 juta USD).


Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kementerian Perdagangan Marolop Nainggolan mengungkapkan bahwa walaupun jumlah pelaku ekspor dari UKM tercatat 77,28% atau 13.775 eksportir, namun kontribusinya hanya menyumbang nilai ekspor 4,09% atau 6,331 juta USD. Sedangkan eksportir skala besar dengan jumlah 22,72% atau 4.044 eksportir, mampu menyumbang nilai ekspor 95,9% atau 148.609,7 juta USD. Kecilnya dampak ekspor UMKM terhadap nilai ekspor membuat para pelaku UMKM harus merumuskan strategi tepat guna meningkatkan ekspor. Oleh karena itu, Perkumpulan Bumi Alumni berkolaborasi dengan Sinergi Sejuta UMKM dan RAMtivi melakukan diseminasi wawasan tentang peluang ekspor UMKM melalui Seminar Bisnis Awal Tahun: Mempersiapkan Produk dan Membangun Pasar Ekspor UMKM.


Dalam analisis perekonomian globalnya, Dr. Ary Zulfikar memaparkan, “Secara Outlook terkait pertumbuhan ekonomi, Indonesia cukup bagus. Dimana negara-negara Eropa dan Amerika sedikit terganggu akibat pascapandemi. Ekonom dan para pelaku global memprediksi Kawasan Asia, termasuk Indonesia, juga diprediksi bagus dalam perekonomian.” Mengenai aspek penting lainnya, Ketua Umum PBA sekaligus Ambassador World Union Small, Medium Enterprises itu menyampaikan bahwa, “Tantangan postCovid memberikan dampak signifikan dalam supply and demand. Oleh karenanya modal kerja jadi kunci penting dalam pertumbuhan UMKM. Tetapi kita juga harus tahu tentang syarat-syarat pendanaan usaha. Selain itu juga ada aspek pemasaran, ini harus memperluas dan menjangkau tidak hanya di lokasi UMKM itu berusaha tapi harus bisa lintas pulau bahkan menembus pasar global. Survei dari BI sekitar 69,5% UMKM masih belum mendapat kredit, kendalanya karena pelaku UMKM itu sendiri belum bisa mengelola keuangan untuk pribadi dan usaha. Karena lembaga keuangan akan melakukan review dan melihat proses bisnis setelah mengucurkan bantuan modal untuk menilai performa bisnisnya.”


Sebagai penyampai materi kedua, ada Cucuk Sumardiono, founder Sinergi Sejuta UMKM (SSU) dan CEO RAMtivi. Dalam paparannya, ia memperkenalkan tentang SSU dan menjelaskan bahwa “Sinergi Sejuta UMKM adalah sebuah program yang dibentuk sejak 2018 untuk melakukan pendampingan dan pemberdayaan UMKM di seluruh Indonesia. Dan hingga hari ini tercatat ada 16 ribu lebih yang tergabung dalam kegiatan program, yang aktif berjualan itu ada 6.000an. Kebetulan kami beberapa bulan terakhir ini melakukan edukasi #JanganTakut ekspor. Hingga hari ini sudah kelas ke-3 yang jumlahnya 650-an orang. Mengambil nama #JanganTakutEkspor harapannya agar teman-teman UMKM berani melangkah menuju ekspor. Dengan adanya tujuan yang sama dengan teman-teman PBA, makanya acara ini terselenggara untuk berkolaborasi mengawali apa saja prospek ekspor 2024 nanti. Semoga ke depan bisa berkolaborasi terutama dengan jejaring PBA yang pernah berhasil di Malaysia, menjalin kerjasama dengan Korea Selatan, bahkan Kang Azoo sebagai ambassador bisa membawa ke San Marino.”


Hadir sebagai penanggap adalah seorang pegiat UMKM, pemerhati koperasi, penulis buku cum notaris: Dr. Dewi Tenty, S.H., M.H., M.Kn. Secara jeli dan analitik ia sampaikan bahwa, pemerintah telah membuat stimulus kemudahan berusaha salah satunya dengan dibolehkan membuat PT perorangan sebagaimana diatur dalam UU Cipta Kerja dengan syarat KTP, NPWP, dan alamat email. Selain itu ia juga memberikan sebuah fakta menarik yang bisa ditangkap oleh UMKM sebagai peluang yaitu tentang ditetapkannya bawang goreng sebagai bumbu terenak di dunia versi Taste Atlas. Dalam menambah kemenarikan produk, katanya, penting juga membuat narasi sebuah produk karena dengan narasi itu konsumen bisa mengetahui hal-hal unik yang terjadi dalam proses terciptanya produk. 

Seminar Bisnis Awal Tahun: Mempersiapkan Produk dan Membangun Pasar Ekspor UMKM yang dilangsungkan selama 2 jam disambut antusias oleh 85 peserta hingga berakhir. Masing-masing pihak penyelenggara juga bersepakat untuk terus menjajaki peluang kolaborasi demi mewujudkan produk UMKM go international. (Ed:Barr)

Berita terkait

|

IKUTI MEDIA SOSIAL KAMI

Follow media sosial kami untuk mendapatkan produk terbaik, informasi, pengalaman menarik dan inspiratif.

SEKILAS

Kami adalah e-commerce hybrid, sebuah rumah untuk memasarkan produk UMKM Indonesia kualitas terbaik. Nikmati produk kuliner, fashion, kriya, minuman herbal, dan jasa. Juga rubrik Inspiring Life, Jurnal & Peraturan, Berita.

Copyright © 2025 | Powered by Bumi Alumni