Bumialumni.com — Hari ini dunia merayakan Hari UMKM Internasional (Micro, Small and Medium sized Enterprises Day) ke-5 dengan tema Resilience and Building: MSMEs for Sustainable and Development. Secara singkat, Hari UMKM Internasional ditandai dengan adanya deklarasi konferensi Dewan Internasional untuk Usaha Kecil (ICSB) pada tahun 2016. Dalam pleno ke-74 Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 6 April 2017, diwacanakan tentang kebutuhan mendesak mengakui peran UMKM dalam pembangunan global. Kemudian, sebuah resolusi ditulis dan dipresentasikan oleh Argentina ke PBB dengan dukungan ICSB, disponsori 45 negara anggota. Hingga kemudian ditetapkanlah Hari UMKM Internasional pada 27 Juni.

Mengambil tema Resilience and Building: MSMEs for Sustainable and Development, dunia, melalui PBB telah meletakkan harapan pada seluruh pelaku UMKM untuk bisa terus bertahan dan membantu pembangunan dunia. Tema tersebut masih melanjutkan tema Hari UMKM Internasional pada 2021 yang masih fokus pada pemulihan UMKM secara inklusif dan berkelanjutan pascapandemi.

Resilience dan Rebuilding UMKM secara global akan terus didorong bisa berkelanjutan, selain dampak pascapandemi, juga tentang krisi iklim dan konflik.

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan 27 Juni sebagai “Hari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah” dengan nomor resolusi A/RES/71/279 untuk meningkatkan kesadaran akan kontribusi luar biasa dari usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Menurut data PBB, UMKM menyumbang 90% bisnis dunia, 60% - 70% lapangan kerja, dan 50% PDB di seluruh dunia. UMKM bahkan diklaim sebagai tulang punggung untuk pembukaan lapangan kerja, khususnya di antara pekerja miskin, perempuan, pemuda, dan kelompok rentan.

Hari UMKM Internasional ini juga disambut baik oleh Perkumpulan Bumi alumni (PBA). Ketua Umum PBA, yang juga Ambasador WUSME (World Union of Small and Medium Enterprises), Dr. Ary Zulfikar menyampaikan, dengan adanya perhatian PBB pada UMKM dan peringatan ke-5 Hari UMKM Internasional ini semoga bisa “Menjadikan pelaku UMKM di manapun berada sebagai social entrepreneurship yang mempunyai daya saing dan dapat bertumbuh secara inklusif di era disrupsi dan pascapandemi.”

Enam Isu Pleno PBB

Sebagai proyeksi ke depannya, PBB berharap bahwa UMKM harus menjadi lebih tahan terhadap guncangan di masa depan, dan upaya serta paket stimulus harus menargetkan mereka yang paling terpengaruh oleh gangguan pada rantai pasokan global, kenaikan inflasi, dan konsekuensi berkelanjutan dari pandemi Covid-19. 

Kali ini ada 6 pleno yang diselenggarakan oleh PBB dan diikuti beberapa Negara untuk membahas proyeksi UMKM secara global. Pleno I membahas isu Resilience and Building oleh Camilio Pinzon (AEI Board—Ekuador), Roberto Rosotto (GM ProCordoba—Argentina), Henry Ritha (Chief Executive Center of Regional Economics & California Center), Ralf Bredel (Director and UNIDO Representative to the UN and international organizations), Severine Deboos-David (Team leader, Enabling Environment for Sustainable Enterprises). Pada Pleno II, acara dilanjutkan dengan roundtable with entrepreneur untuk memahami lebih jauh tentang situasi UMKM global.

Pleno III membahas tentang isu perempuan dalam pembangunan, yang dilanjutkan Pleno IV membahas peran pendidikan dalam mendukung UMKM untuk selaras dengan tujuan SDGs. Pleno V dan VI secara bertahap membahas inovasi UMKM dan dukungan diaspora dalam mencapai SDGs.

Kepada negara-negara anggotanya, PBB menganjurkan agar pembuat kebijakan harus bergerak melampaui pemulihan dan mempertimbangkan cara untuk menurunkan dan menghilangkan hambatan yang dihadapi oleh UMKM, meningkatkan akses ke keuangan, pasar, dan teknologi di masa disrupsi ini. Sangat penting bagi negara dan mitra pembangunannya untuk terus mendukung dan memberdayakan UMKM, membuka potensi penuh UMKM melalui inovasi yang menginspirasi, kreatif, dan pembukaan lapangan kerja yang layak untuk semua. (Red: Barr)