Dete Bicara | 28-Mar-2023

Penguatan Produktivitas Melalui OVOP

BUMIALUMNI.COMUpaya peningkatan produktivitas seringkali terkendala oleh kurangnya sumber daya alam dan sumber daya manusia. Selain sulitnya mem-branding produk sendiri, ditambah lagi saat sedang banyak pesanan rupanya tenaga kerja kurang memadai, dan lagi, sulitnya pemenuhan bahan baku karena terkendala modal usaha. Ini tentunya menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh para pelaku usaha, dan salah satu jawabannya adalah dengan menerapkan OVOP dalam suatu komunitas masyarakat.

Setelah memperkenalkan prinsip keizen, Dr. Morihiko Hiramatsu, saat menjadi Gubernur Oita, menggagas dan mengembangkan pemikiran brilian yaitu OVOP (One Village One Product). Konsep OVOP jauh lebih sederhana dari keizen. Tetapi keduanya (seolah) memiliki kaitan erat, yakni berbasis aktivitas.

Beberapa hal yang melatarbelakangi munculnya gagasan OVOP antara lain: Local yet global, produk-produk yang dibuat bernuansa global adalah satu penghargaan atas budaya lokal; Self-reliance and creativity, realisasi OVOP harus merupakan tindakan mandiri dalam mengoptimalkan potensi lokal; Human Resource Development, pembumian masyarakat dengan memberi tantangan dan semangat kreatif.

Gerakan One Village, One Product telah menarik perhatian dari daerah dimana mereka berpenghasilan rendah tidak dapat menarik industri teknologi tinggi, dan juga dari orang-orang yang bekerja pada proyek-proyek pengentasan kemiskinan. Gerakan ini merekomendasikan penduduk setempat untuk menggunakan sumber daya lokal untuk menghasilkan nilai tambah produk tinggi, dan membawa hasil yang mereka buat ke pasar.

Suksesnya penerapan OVOP membuat banyak pemimpin telah datang ke Oita untuk belajar tentang pengembangan sumber daya manusia melalui kampanye gerakan ini. Kata kunci untuk dapat diterapkannya OVOP adalah:

·         Penduduk setempat punya kesadaran atas potensi mereka sendiri dan sumber daya yang ada wilayah mereka.

·         Diakui sebagai kekayaan lokal (daerah).

·         Kontinuitas adalah sumber kekuatan utama.

·         Produk yang dihasilkan memiliki nilai tambah tinggi.

·         Ada jaminan atas penjualan.


Pengembangan


Indonesia mulai menerapkan program One Village One Product (OVOP) tahun 2007 berdasarkan Peraturan Kementerian Perindustrian Nomor 78/M-IND/9/2007. OVOP merupakan pengembangan potensi Industri Kecil dan Menengah (IKM) suatu wilayah untuk menghasilkan satu produk lokal khas, berkelas global dengan memanfaatkan sumber daya di sekitarnya.

Gerakan ini menyebutkan One Village One Product, tetapi dalam kenyataannya, produk yang dikembangkan tidak dibatasi satu produk. Satu desa bisa mengembangkan dua produk atau lebih. Jenis produk IKM yang telah ditetapkan kriteria produknya sebagai produk OVOP yaitu makanan ringan, minuman sari buah dan sirup buah, kain tenun, kain batik, anyaman, dan gerabah/keramik hias. Salam #DeteBicara

(Diolah dari beberapa sumber)

Berita terkait

|

IKUTI MEDIA SOSIAL KAMI

Follow media sosial kami untuk mendapatkan produk terbaik, informasi, pengalaman menarik dan inspiratif.

SEKILAS

Kami adalah e-commerce hybrid, sebuah rumah untuk memasarkan produk UMKM Indonesia kualitas terbaik. Nikmati produk kuliner, fashion, kriya, minuman herbal, dan jasa. Juga rubrik Inspiring Life, Jurnal & Peraturan, Berita.

Copyright © 2025 | Powered by Bumi Alumni