BUMIALUMNI.COM — Ingar-bingar Pemilu 2024 telah dirasakan menguat dan menyedot atensi publik. Suasana menjelang pencoblosan surat suara  telah menyita waktu dan isu seputar pemilu jadi headline pemberitaan nasional. Gelombang besar pesta demokrasi itu ternyata tak membawa serta dampak bagi dunia UMKM klaster konveksi. Survei yang dilakukan terhadap para pelaku usaha konveksi di Pasar Tanah Abang dan Pasar Senen menyatakan ada penurunan penjualan alat peraga kampanye sekitar 40% - 90% dibandingkan pemilu 2019. Menurunnya jumlah penjualan disebabkan oleh waktu yang singkat dan telah memesan melalui e-commerce yang lebih murah.

Di sisi lain, ada juga faktor perubahan tren peserta pemilu (partai politik) dalam memanfaatkan dana kampanyenya. Alih-alih membeli atribut seperti kaos, bendera dan topi, kini para peserta pemilu lebih memilih membagikan sembako dan bantuan tunai. Bahkan, tren kampanye lewat media sosial juga semakin masif para peserta politik banyak mengalokasikan dananya untuk membayar jasa pendengung (buzzer) maupun influencer. 

Baca juga:

• Seminar Bisnis Membangun Pasar Ekspor UMKM

• Ada Insentif untuk UMKM di Ibu Kota Nusantara

  
  

Namun untuk mengatasi masalah tersebut, Deputi Bidang UKM, Yulius mengatakan, perlu pembentukan wadah pemasaran online terpadu khususnya untuk pelaku konveksi di pasar konvensional. Kementerian Koperasi dan UKM tengah berupaya mendorong para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) meraup lebih banyak untung pada saat kampanye pemilu seperti sekarang ini, terutama UMKM konveksi dan sablon.

"Agar masa kampanye tahun ini bisa memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM, pemerintah dalam hal ini tengah mengambil langkah diantaranya mendorong partai politik maupun calon legislatif yang memiliki ruang bisnis produk untuk kampanye agar dapat melibatkan pelaku UMKM dalam rantai pasok bisnisnya," ucap Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM. (Ed:Barr)