Koperasi dan UMKM | 14-Apr-2022

Merajut Bersama Mamata Melestarikan Bumi


Bumialumni.com — "Jumlah sampah di bumi akan mencapai 1,3 miliar ton pada 2040," kata studi yang dimuat di laman National Geographic Indonesia (Juli 2020). Bumi sedang terancam krisis lingkungan, diskursus (wacana) environmentalisme terus mengemuka dalam tiap agenda pertemuan negara-negara dunia, di PBB, atau di G-20. 

Telah banyak upaya untuk melestarikan bumi, tapi ekosistem hijau masih terasa lemah dalam implementasinya. Misal, untuk membuat kemasan ramah lingkungan, ongkosnya terhitung mahal. Tapi, bukan berarti kita tidak bisa berkontribusi terhadap pelestarian bumi. Salah satunya dengan pengolahan sampah menjadi produk kriya. Mari kita membahas Mamata Craft. Sebuah produk kriya dari UMKM Perkumpulan Bumi Alumni (PBA). 


Hari Rabu kemarin (13/4) Lupba Cafe mengadakan pelatihan teknik merajut yang dipandu oleh Teh Ondang dari Mamata Craft. Disampaikan kepada tim redaksi, Teh Ondang mengatakan, "Konsepnya memanfaatkan bahan bekas, yaitu benang kain menjadi karya yang  dapat dipakai, yaitu tas, karpet, dll."

Merajut, kata Teh Ondang, bukan sesuatu hal yang mudah dikuasai, sehingga tidak bisa hanya dilakukan dalam 1 kali pertemuan. "Walau peserta yang datang tidak banyak, namun mereka mengikuti dengan antusias dan fokus. Mereka baru tahu ada benang dari bahan sisa/bekas. Walau baru 1 kali pertemuan, hasilnya bisa dikatakan cukup baik."


Tentang brand Mamata, adalah singkatan dari Mama Ata, alias mamanya Ata. Seperti mama-mama yang lain, Mamata berharap dapat mengurangi beban sampah dan menghasilkan sesuatu yang fungsional.

"Insyaallah akan diadakan pelatihan lanjutan untuk menyelesaikan pelatihan hari ini. Ini juga hal yang bagus, karena ada waktu bagi peserta untuk belajar, sehingga diharapkan nanti hasilnya akan lebih cantik dan menarik." tutur Teh Ondang usai pelatihan. 

Berbagai model rajutan telah dilahirkan oleh Mamata dengan menggunakan bahan bekas, misalnya handbag dari sampah benang, handbag crochet, dll. 


"Sebetulnya ini hobi lama, tapi mulai ditekuni lagi awal 2020," ujar Teh Ondang menjelaskan kisahnya.

Dengan pengolahan atau memanfaatkan barang sisa, setidaknya itu merupakan kontribusi kita pada kelestarian bumi, sekecil apapun kontribusinya, tentu bumi akan berterima kasih. Selain kontribusi melestarikannya, pengolahan barang bekas juga menghasilkan finansial dan lapangan kerja. 

Meski kita tidak memungkiri bahwa sumbangsih terbesar dalam isu lingkungan berasal dari industrialisasi yang tidak menerapkan aturan lingkungan hidup. Jika bicara tentang isu hijau, ada sebuah ungkapan Indian berikut yang penting untuk kita hayati: 

“Hanya setelah pohon terakhir ditebang, hanya setelah sungai terakhir diracuni, hanya setelah ikan terakhir ditangkap, kemudian setelah itu kita baru menyadari bahwa, uang yang kita kumpulkan ternyata tidak dapat dimakan.” (Red/Barr)

Berita terkait

|

IKUTI MEDIA SOSIAL KAMI

Follow media sosial kami untuk mendapatkan produk terbaik, informasi, pengalaman menarik dan inspiratif.

SEKILAS

Kami adalah e-commerce hybrid, sebuah rumah untuk memasarkan produk UMKM Indonesia kualitas terbaik. Nikmati produk kuliner, fashion, kriya, minuman herbal, dan jasa. Juga rubrik Inspiring Life, Jurnal & Peraturan, Berita.

Copyright © 2025 | Powered by Bumi Alumni