Koperasi dan UMKM | 22-Dec-2022
BUMIALUMNI.COM – Koperasi di Indonesia dikenal sebagai soko guru perekonomian bangsa. Kiprah
koperasi dalam perekonomian dipelopori oleh Bung Hatta, hingga akhirnya nama
tersebut disematkan sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Pada 12 Juli 1960,
sebagai bentuk penghormatan, dikekalkan menjadi Hari Koperasi Nasional.
Menurut UU No. 25
tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-perorangan
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Sejak pertama
kali diinisasi pada tahun 1895, koperasi di Indonesia telah melalui berbagai
tantangan dan mencatatkan prestasi. Tantangan tersebut antara lain dinamika
perkembangan perekonomian, transisi orde pemerintahan, peraturan
perundang-undangan, dan persaingan usaha. Sedangkan prestasi yang berhasil
diraih salah satunya adalah ikut berkontribusi dalam swasembada beras.
Saat ini, peran
koperasi telah dimaknai kembali menjadi sebuah entitas yang digadang-gadang
mampu memberi kontribusi besar bagi perekonomian nasional. Namun ada beberapa
fakta di lapangan yang membuat konsep koperasi perlu dikaji ulang dan dibenahi.
Situasi tersebut membuat para pemerhati dan pegiat koperasi dalam wadah
Perkumpulan Bumi Alumni (PBA) tergerak membuat acara Seminar dan Ekshibisi
Koperasi dalam rangka melakukan edukasi dan diseminasi tentang rumusan dan
konsep koperasi.
Perhatian Perkumpulan Bumi Alumni (PBA) pada isu perbaikan koperasi Indonesia sangat besar. Sebagai sebuah wadah para pelaku UMKM Indonesia, PBA bekerja secara konkret dari hulu ke hilir untuk membesarkan perekonomian nasional dari dapur rumah tangga. Koperasi juga menjadi salah satu fokus PBA dalam rangkaian suksesi usaha kecil dan menengah.
Baca juga:
Dengan
mengambil tema "Kebangkitan Koperasi Indonesia: Transformasi Koperasi
Indonesia Menuju Indonesia Emas 2045" seminar tersebut diselenggarakan
oleh Perkumpulan Bumi Alumni, berkolaborasi dengan Fakultas Hukum Universitas
Padjadjaran, dengan dukungan dari Bank Mandiri, Koperasi SMS, Kelompencapir
(komunitas notaris).
Acara
yang diselenggarakan di Graha Sanusi Hardjadinata menghadirkan para pembicara
dengan latar belakang akademisi, praktisi, ekonom, pemerintahan, dan pelaku
usaha, beberapa di antaranya adalah Dr. Rizal Ramli (Ekonom), Prof. Susi Dwi
Harijanti, Dr. Indra Perwira, Dr. Idris (Dekan FH Unpad), Prof. Isis, Dr. Dewi
Tenty. Selain itu juga menghadirkan Bambang Soesatyo, MBA (Ketua MPR RI) selaku
Keynote Speaker dalam video yang diputar di awal seminar.
Pidato
pembuka disampaikan oleh Ketua Umum PBA, Dr. Ary Zulfikar. Ia menyampaikan
bahwa peran koperasi, dengan potensi dan kapasitasnya, bisa didorong untuk
pertumbuhan ekonomi, serta berperan mewujudkan stabilitas nasional pada
umumnya, dan stabilitas ekonomi pada khususnya.
"Koperasi dengan usaha mikro,
kecil, dan menengah, merupakan bagian integral dunia usaha nasional, mempunyai
kedudukan, peranan, dan potensi yang sangat penting dan strategis dalam tujuan
pembangunan ekonomi serta menyelesaikan masalah ekonomi pada khususnya."
ucapnya dalam pidato.
Impresi yang sama juga diuraikan oleh Dr. Idris (Dekan FH Unpad) yang
memiliki persepsi positif tentang keberadaan koperasi sebagai pembangun ekonomi
rakyat. Pihaknya juga memiliki misi agar koperasi semakin dikembangkan bahkan
sampai di tingkat fakultas.
Seminar dan Eksebisi Koperasi tersebut dibagi dalam 3 sesi dengan tema berbeda. Sesi I tentang Reformasi Koperasi untuk Ekonomi Kerakyatan, sesi II membahas Mengembalikan Koperasi Sebagai Soko Guru/Backbone Perekonomian Indonesia, sedangkan sesi III mengambil isu Pembinaan dan Pengawasan KSP oleh OJK.
Acara seminar dibarengi dengan eksebisi, menampilkan koperasi-koperasi di Jawa Barat dan beberapa wilayah Indonesia yang hadir untuk memberikan gambaran keberhasilan gerakan koperasi. Menariknya acara seminar mengundang respon positif dengan ditandai hadirnya ratusan peserta yang memenuhi kursi gedung Graha Sanusi Hardhadinata. (Ed:Barr)
