Koperasi dan UMKM | 23-Apr-2024
BUMIALUMNI.COM – Di dalam ketubuhan Perempuan memang banyak sekali predikat yang dilekatkan oleh masyarakat kepadanya, terutama isu yang menganggap Perempuan sebagai hal yang kedua setelah laki-laki, apalagi dalam wilayah publik. Dengan adanya gerakan sosial kaum Perempuan, pengetahuan masyarakat tentang “peran Perempuan” berangsur teredukasi. Muncul gerakan afirmasi bernama gender mainstreaming yang meletakkan Perempuan setara baik di wilayah publik maupun domestik.
Di ranah publik, Perempuan berangsur mengambil peran, bahkan untuk ranah domestik, banyak sekali Perempuan juga turut menjadi motor penggerak ekonomi rumah tangga, salah satunya adalah usaha mikro, kecil, dan menengah. Menurut data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), 60% dari 65 juta pelaku UMKM di Indonesia adalah Perempuan.
“Perempuan harus berdaya, ya, secara ekonomi, sebab permasalahan (seputar perempuan) kompleks, bicara isu, bicara pendidikan dan pengasuhan anak, kekerasan dan perkawinan anak, dan hulunya (akar persoalan) kemiskinan. Peringatan hari Kartini ke-145 ini jadi momentum, motivasi dan inspirasi bagi perempuan Indonesia untuk bisa memiliki daya saing. Apa yang dicita-citakan dan diperjuangkan RA Kartini bisa dijadikan contoh.”
Baca juga:
Perjuangan Kartini masih relevan sampai sekarang meski ada tantangan-tantangan yang berbeda untuk didobrak ketimbang zaman feodal saat Kartini hidup. Kartini berfokus pada isu kesetaraan akses Pendidikan, ketidakadilan sosial, belenggu patriarki. Kartini masa kini memiliki tantangannya sendiri untuk diselesaikan.
Menurut Bintang Puspayoga, Menteri PPPA, “Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menyebut berdasar Global Women Indeks World Economic’s Forum 2023, Indonesia masih menduduki peringkat ke-87 tentang kesetaraan perempuan. Tetapi dibandingkan tahun sebelumnya sudah meningkat, dari ranking 92 menjadi 87.”
Komponen perhitungannya ada 4 yakni pendidikan, kesehatan, akses terhadap ekonomi, akses dan partisipasi perempuan dalam politik dan pemerintahan. Pada akses kesehatan dan pendidikan, perempuan sudah hampir setara. Bahkan, sebutnya, pada sektor pendidikan, perempuan lebih banyak yang menjadi sarjana (S1) dibandingkan laki-laki.
“Kesehatan juga hampir setara,
karena skornya sudah 0,97 sekian. Tapi untuk akses ekonomi dan politik
pemerintahan, kita (keterlibatan perempuan) masih sangat kurang sekali. Maka
dari itu, kami berusaha berdayakan perempuan, salah satunya untuk UMKM,” kata
Bintang.
Follow media sosial kami untuk mendapatkan produk terbaik, informasi, pengalaman menarik dan inspiratif.
Kami adalah e-commerce hybrid, sebuah rumah untuk memasarkan produk UMKM Indonesia kualitas terbaik. Nikmati produk kuliner, fashion, kriya, minuman herbal, dan jasa. Juga rubrik Inspiring Life, Jurnal & Peraturan, Berita.