BUMIALUMNI.COM – Strategi merupakan sebuah keharusan untuk menentukan tujuan jangka panjang dan pendek yang memiliki sasaran untuk memenangkan sesuatu. Tak hanya politik, bisnis pun harus menggunakan strategi yang diperhitungkan dengan mempertimbangkan banyak sisi. Dalam bisnis, terdapat strategi penentuan label harga yang juga melibatkan perhitungan psikologis perilaku konsumen. Dengan harga yang kompetitif dan potongan menarik, bisnis dapat lebih mudah untuk menarik perhatian konsumen.

Setidaknya, ada empat model psikologi harga yang bisa diterapkan dalam penjualan produk kita. Di antaranya adalah sebagai berikut ini:

Strategi Decoy Pricing

Sebuah siasat psikologis dari penentuan harga yang mengarahkan konsumen memilih antara dua pilihan dengan pilihan ketiga yang tidak sepadan. Dengan begitu maka salah satu label harga dinilai tidak worth it, namun dua harga yang lain sangat worth it. Sederhananya, siasat ini bertujuan untuk membuat pelanggan mengganti pilihannya agar beralih ke opsi yang lebih mahal. Berikut ini ilustrasi psikologisnya:

Sebuah café menjual kopi dengan 2 ukuran cup. Ukuran kecil Rp20.000, ukuran besar Rp35.000. Dengan adanya perbedaan harga yang cukup jauh ini, sebagian pelanggan kemungkinan besar akan memilih ukuran kecil, karena dianggap lebih terjangkau. Agar konsumen, secara psikologis, menilai harga yang paling layak, penjual perlu menambahkan satu harga umpan dengan menambah ukuran cup yaitu medium dengan harga Rp30.000. Harga umpan medium itu bertujuan agar konsumen menilai harga yang sepadan dari 3 varian itu adalah ukuran besar karena hanya dengan menambah Rp5.000 saja, konsumen bisa mendapatkan ukuran paling besar.

Baca juga:

• Pentingnya Simbiosis UMKM dengan Potensi Desa
• Tips Pemasaran UMKM di TikTok

Strategi Charm Pricing

Kita semua pernah menemukan label harga Rp989.999. Itulah charm pricing, yang menggiring sebuah impresi bahwa harga itu masih di bawah Rp1.000.000. Dengan berfokus pada angka terakhir 9 maka harga barang tersebut terasa lebih rendah dibandingkan nominalnya berjumlah 7 digit. Lebih spesifiknya ada prinsip psikologis yaitu left-digit effect atau efek digit kiri yaitu angka yang lebih rendah di digit paling kiri dapat membuat suatu harga terasa lebih rendah secara relatif.

Strategi Harga Coret

Saat konsumen datang ke café atau pusat perbelanjaan, mereka sudah membayangkan untuk mencari harga yang paling relevan dengan keuangannya. Dengan mengetahui psikologi konsumen, ada siasat label harga yang ketiga yaitu harga coret. Harga coret merupakan strategi untuk menciptakan perasaan urgency pada pembeli, yang kemudian membuat mereka merasa bahwa sekarang adalah kesempatan untuk membeli produk tersebut karena sedang diskon. Ini memberikan kesan bahwa mereka bisa menghemat uang saat membeli produk diskon.

Strategi Diskon

Menentukan metode diskon juga membutuhkan cara khusus agar memiliki ketertarikan psikologis. Kita berbicara tentang pilihan diskon dengan persentase atau potongan nominal harga. Sebagai contoh, jika sebuah produk memiliki harga di bawah Rp100.000 maka secara psikologis konsumen lebih berminat jika bentuk potongannya berupa persentase, misal, Rp50.000 diskon 10%. Penulisan itu memiliki impresi lebih menguntungkan ketimbang Rp50.000 diskon Rp5.000.

Namun lain halnya jika produk berharga di atas Rp100.000. Penulisan diskonnya harus dalam bentuk rupiah. Sebagai contoh, penulisan Rp500.000 diskon Rp50.000 lebih menarik minat konsuemn ketimbang ditulis Rp500.000 diskon 10% karena secara psikologis dirasa lebih menguntungkan karena diskon dalam persentase 10 persen mungkin akan terlihat lebih kecil atau kurang menguntungkan secara visual untuk memotong harga Rp500.000.

Itu adalah beberapa siasat penentuan label harga. Namun yang harus diingat adalah tetap menjaga dan meningkatkan kualitas produk, jujur dalam menentukan harga terutama jika ada momentum hari besar, karena bisa jadi konsumen memperhatikan harga-harga sebelum program diskon. Sebab yang selalu diutamakan penjual adalah repeat order karena konsumen merasa puas dengan produk dan layanan kita. (Ed:Barr)