Koperasi dan UMKM | 10-Jul-2023
BUMIALUMNI.COM – Upaya implementasi digitalisasi kini akan merambah pada pasar tradisional untuk penguatan UMKM. Transformasi ini akan dimulai dengan adanya program revitalisasi pasar tradisional agar sejalan dengan program digitalisasi 30 juta usaha mikro, kecil, dan menengah. Pasar tradisional diharapkan juga bisa bertahan di era digital dengan adanya transformasi konsep ini sehingga sanggup bertahan dan bersaing di pasar digital.
Untuk menuju ke digitalisasi pasar tradisional itu membutuhkan langkah-langkah transisi agar tepat, efektif, dan efisien. Pemerintah, menurut Teten Masduki, tak ingin pasar tradisional dan warung tradisional bertahan saja di tengah pasar ritel modern yang identik dengan pasar yang bersih dan nyaman, serta terus bermunculan.
Transisi ini penting untuk menghilangkan stigma bahwa pasar tradisional yang terkesan kumuh dan becek menjadi pasar yang modern dan profesional. Teten juga menegaskan agar pemerintah daerah juga berperan aktif dengan penuh komitmen mewujudkan revitalisasi pasar tradisional mengingat jumlah pasar tradisional di seluruh Indonesia ada 18.000 unit. Kesiapan ini juga harus menyasar pada awareness para pedagang untuk bisa memahami operasional digital.
Baca juga:
Kemenkop UKM, kata Teten, juga akan membenahi manajemen koperasi pasar agar para pedagang mendapat suplai yang baik dari koperasi yang telah dilakukan di toko ritel modern. “Koperasi ada untuk memperbaiki supply chain kebutuhan para pedagang. Sementara promosi dan jasa kirimnya bisa dilakukan melalui aplikasi online. Sehingga tercipta suatu ekosistem yang baik dalam arus ekonomi di pasar. Ini yang kami terus upayakan,” tutur Teten.
Semua program ini tak akan bisa berjalan sempurna tanpa adanya kolaborasi dari multistakeholder mulai dari instansi pemerintah pusat/daerah, organisasi nonpemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat, hingga media dalam mewujudkan percepatan pembangunan ekosistem ekonomi digital di Indonesia. (Ed:Barr)