Dete Bicara | 18-Apr-2024
BUMIALUMNI.COM – Membahas tentang nilai
tukar rupiah dalam skala makro dan mikro ekonomi tampak terlalu jauh dari dunia
UMKM yang banyak berangkat dari dapur rumah tangga. Tapi bagaimana jika tidak
demikian? Bagaimana jika ternyata UMKM punya kedigdayaan untuk membantu menguatkan
nilai tukar rupiah terhadap dollar? Mari kita simak analisis di rubrik Dete
Bicara berikut.
Di balik kehebohan libur panjang lebaran ternyata membawa cerita berulang setiap tahun, khususnya eksistensi rupiah terhadap dollar. Rupanya dari tahun 2014 hingga 2024, rupiah mayoritas ditutup melemah satu hari pasca libur lebaran yang berdurasi lebih dari satu minggu. Hanya tahun 2016, 2019, dan 2023 dimana rupiah menguat satu hari pascalebaran. Artinya dalam 11 tahun terakhir, delapan di antaranya menunjukkan bahwa rupiah selalu mengalami depresiasi. Bahkan penurunan nilai tukar rupiah hari ini merupakan yang terburuk dalam 11 tahun terakhir pasca libur lebaran.
Melemahnya rupiah setelah libur lebaran
biasanya berbarengan dengan banyaknya sentimen negatif selama periode lebaran.
Sebagai catatan, libur lebaran menjadi periode libur terpanjang di pasar
keuangan Indonesia dimana pasar biasanya tutup selama sepekan. Pada tahun ini,
periode libur bahkan berlangsung delapan hari yakni 8-15 April 2024.
Baca juga:
Dengan periode libur yang panjang maka pasar keuangan Indonesia, termasuk rupiah, baru bisa menyerap sentimen negatif dari eksternal setelah pasar keuangan dibuka. Jika banyak sentimen negatif seperti pada libur lebaran tahun ini maka dampak yang bertubi-tubi itu baru bisa diserap oleh pasar keuangan begitu pasar dibuka.
Dalam situasi tersebut, apakah
UMKM memiliki daya untuk membantu menguatkan nilai tukar rupiah? Peran UMKM
menjadi pilar penting dalam memperkuat nilai tukar rupiah yaitu dengan
meningkatkan produksi dan konsumsi barang lokal.
Seperti yang kita ketahui
bersama, UMKM merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia.
Data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa pada tahun 2020 ada 64,2
juta unit UMKM di Indonesia. Sektor ini menyerap 97% tenaga kerja nasional dan
menyumbang 61,07% PDB Indonesia. Oleh karena itu, UMKM menjadi pilar penting
untuk memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
UMKM memproduksi barang lokal,
yaitu barang yang dibuat di Indonesia dengan menggunakan bahan baku, tenaga
kerja, dan modal dari dalam negeri. Barang lokal memiliki banyak keunggulan,
seperti kualitas baik, harga terjangkau, dan nilai tambah tinggi.
Selain itu, barang lokal juga
dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor barang dan jasa dari
luar negeri. Impor dapat menimbulkan defisit neraca perdagangan dan neraca
pembayaran, yang berdampak negatif bagi nilai tukar rupiah. Dengan mengurangi
impor, Indonesia dapat menghemat devisa dan menjaga stabilitas nilai tukar
rupiah.
Sekarang pekerjaan rumahnya adalah bagaimana barang lokal bisa kompetitif harganya kalau masih mempergunakan bahan baku sebagian besar dari import. (Ed:Barr)
Follow media sosial kami untuk mendapatkan produk terbaik, informasi, pengalaman menarik dan inspiratif.
Kami adalah e-commerce hybrid, sebuah rumah untuk memasarkan produk UMKM Indonesia kualitas terbaik. Nikmati produk kuliner, fashion, kriya, minuman herbal, dan jasa. Juga rubrik Inspiring Life, Jurnal & Peraturan, Berita.