Ekonomi | 21-Nov-2022
BUMIALUMNI.COM – UMKM merupakan suatu usaha yang hanya memiliki
ruang lingkup pasar kecil, tenaga kerja sedikit, dan dikelola sendiri oleh
pemilik usaha. Menurut Bank Dunia, UMKM merupakan suatu bisnis yang memenuhi
dua dari tiga kriteria yaitu kekuatan pekerja, ukuran aset atau penjualan
tahunan. Dalam Undang–Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah membagi
UMKM menjadi beberapa kriteria, yaitu: 1) Kriteria Usaha Mikro 2) Kriteria
Usaha Kecil dan, 3) Kriteria Usaha Menengah.
Perkembangan usaha mikro, kecil,
dan menengah dapat diukur dengan melihat bertambahnya tingkat pendapatan yang
diterima. Sehingga untuk mengukur perkembangan UMKM dapat dilihat dari
pendapatan yang diterima. Apabila mengalami kenaikan, maka dapat disebut
mengalami pertumbuhan atau perkembangan. Jika mengalami penurunan pendapatan,
maka dapat diartikan UMKM tersebut mengalami kemerosotan.
Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Usaha
Suatu usaha akan mengalami perkembangan karena terdapat beberapa faktor, yaitu karakteristik wirausaha, modal usaha, dan strategi pemasaran. Modal menjadi faktor utama dalam membangun dan mengembangkan usaha. Modal dianggap sebagai pondasi suatu usaha karena besar kecilnya usaha tergantung dengan modal yang dimiliki oleh pengusaha. Perkembangan usaha tergantung dari keterampilan dan pelatihan pada pekerjanya. Keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan seorang pengusaha dalam menjalankan strategi bisnis dan pemasaran. Keterampilan pengusaha menjadi salah satu faktor utama dalam perjalanan usaha. Di samping itu perlu adanya pelatihan bagi pekerja. Pelatihan ini dianggap penting karena dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia pekerja sehingga dapat bekerja dengan optimal dan berkualitas.
Baca juga:
Sementara itu, teori Resources Based View (sebuah pendekatan
untuk mencapai keungulan kompetitif) menerangkan tentang sumber daya yang ada
dalam perusahaan. Kemajuan maupun kemunduran suatu perusahaan dipengaruhi oleh
kekuatan dan kelemahan sumber daya perusahaan. Resources Based View lahir dari seorang professor managemen
strategis dari Universitas Utah, Amerika Serikat bernama Jay Barney.
Teori Resources Based View membagi kategori sumber daya menjadi dua,
yaitu modal fisik dan modal manusia. Modal fisik perusahaan ini terdiri dari
fasilitas, peralatan, tanah, sumber daya alam, teknologi, dan bahan baku.
Berikutnya ialah modal manusia, modal manusia meliputi keterampilan karyawan.
Barney menyebutkan terdapat empat kategori sumber daya pada teori Resources
Based View, yaitu: modal fisik (teknologi, peralatan, letak perusahaan), modal
finansial (ekuitas atau laba ditahan), modal manusia (pelatihan, kinerja,
motivasi, dan intelijen), dan modal organisasi (sistem pelaporan formal dan
hubungan antara perusahaan dengan lingkungan sekitar).
Indikator Mengukur Tingkat Pertumbuhan Usaha
Tingkat pertumbuhan usaha diukur
dengan melihat bertambahnya pendapatan, bertambahnya tenaga kerja, dan
bertambahnya jumlah konsumen yang menggunakan produknya juga menyebutkan
beberapa indikator untuk melihat dan mengukur tingkat pertumbuhan suatu usaha
terutama usaha kecil, yaitu bertambahnya karyawan, keuntungan, dan pengembalian
aset (return on assets).
Dari beberapa penjelasan di atas,
maka disimpulkan bahwa indikator dari tingkat pertumbuhan usaha adalah
bertambahnya pendapatan. Indikator ini diadopsi dari pendapat Komala
Inggarwati, Ph.D yang menyatakan bahwa untuk mengukur tingkat pertumbuhan usaha
ialah dengan melihat peningkatan pendapatan, bertambahnya karyawan, dan
indikator keuangan (meningkatnya laba, meningkatnya nilai aset, return on assets, dan return on investment. (Ed:Barr)
Follow media sosial kami untuk mendapatkan produk terbaik, informasi, pengalaman menarik dan inspiratif.
Kami adalah e-commerce hybrid, sebuah rumah untuk memasarkan produk UMKM Indonesia kualitas terbaik. Nikmati produk kuliner, fashion, kriya, minuman herbal, dan jasa. Juga rubrik Inspiring Life, Jurnal & Peraturan, Berita.